Kamis, 28 Mei 2015

Hak Muslim Atas Muslm Lainnya



 
A.    Hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إذَا لَقِيْتــَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك  فَانْصَحْهُ،  وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَ إِذاَ  مَرِضَ  فَعُدْهُ، وَإِذاَ  ماَتَ فاتـْبَعْهُ”. (رَواهُ مُسلمٌ(

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW. Bersabda,

“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya,  jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka do’akanlah dengan Yarhamukallah, jika ia sakit maka jenguklah, dan  jika ia meninggal dunia maka iringkanlah (jenazahnya)”. (HR. Muslim)

B.     Kualitas hadits
Hadits ini adalah hadits shahih. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Beliau adalah salah seorang ahli hadist terkemuka dan murid Al-Bukhori. Diantara buku hadist yang beliau tulis adalah shahih muslim berisikan 4000 hadist yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000 buah hadist yang dihitung secara berulang-ulang.
Shahih Al-Bukhori dan Shahih Muslim, keduanya kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an, para ulama menerimanya secara aklamasi (qobul) dan mayoritas mereka menilai Al-Bukhori lebih shahih, tapi Shahih Muslim lebih indah sistematika penulisannya. Diantara ulama Maghribi berpendapat Shahih Muslim lebih unggul dalam hal sistematikanya lebih bagus.
C.     Asbabul Wurud
Rosulullah SAW. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Musim dari Abu Hurairah, beliau menguraikan adanya 6 (enam) hak seorang muslim yang sekaligus menjadi kewajiban muslim lainnya, sebagaimana diuraikan dalam hadist Rasul yang artinya sebagai berikut “hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada 6, (ketika itu) Rasul ditanya oleh sahabat: “Apakah semua itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, (hak muslim yang 6 itu) adalah: apabila kamu menemuinya, maka hendaklah kamu membaca salam kepadanya, apabila iya mengundang kepadamu, maka layani undangan itu, apabila ia meminta nasehat, maka nasehatilah ia, apabila ia bersin lalu mengucapkan hamdallah maka doakanlah ia, apabila ia sakit maka jenguklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka hantarlah jenazahnya ke pemakamannya.”

D.    Penjelasan Hadist
Hak sesama muslim dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hadits diatas adalah:
1.      Menjawab salam
Tiap sesama muslim bertemu, maka hendaklah mengucapkan salam “Assalamu’alaikum” artinya: “mudah-mudahan anda mendapat keselamatan dari Allah!” muslim yang mendengarkan WAJIB menjawab dengan “Wa’alaikumussalaam” artinya: “selamat pulalah anda!”. Cara yang menurut ajaran islam dan berdasarkan hadist ini ialah pada wakru bertemu, haruslah salam paling dahulu dan kemudian barulah yang lain-lain, karena FAA dari SALIM ini berarti “Littartiibi ma’at ta’qiibi” artinya berurut dan langsung sesudahnya. Hadist ini menunjukkan bahwa pada tiap pertemuan, maka langsung bacalah salam. Salam itu di samping mengandung doa juga menunjukkan hubungan yang baik. Karena itu, sesama muslim harus mengucapkan salam dan menjawabnya menjadi wajib.
2.      Memenuhi Undangan
Tanggung jawab seorang muslim adalah memenuhi undangan dari muslim lainya, memenuhi undangan tersebut merupakan suatu penghormatan dan perhatian yang besar kepada saudaranya yang diundang sehingga bagi yang tidak memenuhi undangan tentu saja menyebabkan kekecewaan. Menghadiri undangan akan mendapat manfaat yang cukup besar setidaknya  mampu mempererat silaturrahmi yang menjadi sunnah Rasul dengan imbalan mendapatkan riski bagi pelakunya.
Islam mengajarkan, menghadiri undangan walimatul ‘ursy merupakan suatu keharusan dalam fiqh islam dengan hukum fardhu kifayah, karena secara lahiriyah kehadiran di acara tersebut dapat mengetahui kedudukan kedua mempelai sebagai suami istri.
3.      Memberi nasehat kepada siapapun yang memintanya
Al-Khaththabi berkata, “nasehat adalah kata yang mengandung makna yang cukup komplek. Artinya, memberikan keberuntungan kepada orang yang diberi nasehat. Beliau memberithaukan bahwa agama ini seluruhnya adalah nasehat, karena nasehatlah yang menjadi pilar dan tiang agama.”
      Nasehat pada kaum muslimin adalah membimbing mereka untuk meraih kemaslahatan agama dan dunia mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan apa saja yang tidak mereka ketahui, menyuruh mereka berbuat ma’ruf dan melarang mereka berbuat munkar dan lain-lain.
Ibnu baththal berkata, nasehat itu hukumnya fardlu kifayah, jika ada orang yang melaksanakannya maka yang lain terlepaslah dari kewajiban tersebut. Dan nasehat itu merupakan suatu keharusan yang disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing individu.
Setiap muslim harus mengedepankan prinsip saling mengingatkan kepada sesamanya dalam berbagai hal yang berkaitan dengan urusan dunia dan urusan agama. Jika prinsip keagamaan ini tidak di pegang kuat, maka yang akan terjadi adalah kehancuran besar. Dan jika prinsip ini baru di sadari kelak ketia semuanya sudah terlambat, maka yang akan terjadi adalah kehancuran yang lebih besar. Saat itu orang akan menyadari pentingnya saling mengingatkan.
4.      Mendo’akan orang Bersin
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “ALHAMDULILLAH” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “YARHAMUKALLAH (semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata ‘YARHAMUKALLAH’ maka hendaknya dia berkata, “YAHDIKUMULLAH WA YUSHLIH BAALAKUM (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Al-Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)
Anjuran untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah bersin atas nikmat besar tersebut karena bersin dapat mengusir kelembapan, mengaktifkan otak serta menolak penyakit, sehingga dapat menyehatkan seluruh anggota badan.
Hukum menjawab orang yang bersin dengan yarhamukallah adalah fardlu kifayah bagi yang mendengarkannya. Apabila semua orang yang mendengarnya menjawab, maka hal itu sangat baik. Sebagian pengikut Imam Malik berpendapat bahwa hukum menjawab orang yang bersin dengan kata hamdalah adalah wajib bagi semua orang yang mendengarkanya.
Menambah do’a yang tidak terdapat dalam hadits itu dilarang karena mengikuti sunnah lebih baik daripada melakukan bid’ah. Anjuran menjawab do’a dengan do’a yang sepadan serta membalas kebaikan dengan kebaikan serupa sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta dan persaudaraan.
5.      Menjenguk orang sakit
Melihat saudara atau teman yang sedang sakit, baginya sudah seperti obat dan apalagi jika kita menghibur hatinya, seingga ia merasa sakitnya berkurang. Janganlah membicarakan bahaya penyakit yang ditanggung didepanya, karena itu menambah deritanya.
Manakala seorang muslim menjenguk orang yang sakit, ia mendapat keutamaan yang sangat besar. Rosulullah SAW. Bersabda, “Barangsiapa mengunjungi orang sakit, maka berserulah malaikat dari langit: engkau telah berbuat baik, baik pulalah perjalananmu. Engkau akan mendiami sebuah rumah dalam surga.” (HR Ibnu Maajah)
6.      Mengantar Jenazah ke Kuburan
Persaudaraan sejati tidak sebatas pada alam dunia saja, saat ajal menjemput, saudaranya ikut bertakziyah dan mengiringi jenazahnya dan menyaksikan jasad saudaranya dimasukkan kedalam liang lahat.
Allah SWT bahkan akan memberikan pakaian kehormatan bagi mukmin yang bertakziyah pada saudaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Amr bin Haram: “Tiadalah diantara mukmin bertakziyah pada saudaranya yang mendapat musibah, kecuali Allah mengenakan pakaian kehormatan  pada hari kiamat”.
Mengantarkan mayit sampai terkubur menambah kesadaran bagi yang pergi dan menambah akrab berteman dengan family yang ditinggalkan. Sekarang, karena pengaruh kemajuan dan pengaruh materi, maka kadang-kadang orang tidak mengantarkan orang tuanya sendiri sampai ke kubur, malahan ada yang jijik mengurus jenazah orangtuanya. Ia merasa cukup dengan membiayai semua ongkos penguburan dan lain-lain.


E.     Relevasi Hadits Diaktualisasikan Pada Era Sekarang
Dalam kehidupan ini kita sering lupa bahwa kita tidak memberikan hak saudara kita sesama muslim. Sering kita tidak menunaikan kewajiban kita terhadap saudara kita sesama muslim, baik secara sengaja maupun tak sengaja. Sangat berat bagi sebagian kita untuk mengucapkan salam kepada muslim yang kita temui. Sangat berat untuk memberikan sekedar senyum dan muka yang ramah. Terlalu berat rasanya untuk mendoakan kebaikan untuk saudara kita, apalagi untuk orang yang kurang baik kepada kita. Sering kita bakhil dengan nasehat untuk saudara kita, padahal ada diantara mereka yang memerlukan nasehat dan bimbingan. Begitu malasnya sebagian kita untuk mengunjungi dan menghibur kawan atau kerabatnya yang sedang sakit. Jika ada terjadi kematian, maka orang yang melayat dan menyelenggarakan jenazahnya sangat sedikit bila dibandingkan jumlah masyarakat yang ada di daerah itu. Bahkan ada sebagian kita tidak mau menyediakan waktu untuk menghadiri pesta atau undangan acara yang diadakan saudaranya sesama muslim.
 Sebenarnya kita tidak bisa mengelak dari berbagai hak yang harus kita berikan kepada saudara kita dan tak bisa lari dari kewajiban dan tanggungjawab yang harus kita tunaikan. Kalau kita mau membaca dan merenungkan hadits-hadits Rasulullah Saw, niscaya kita akan termotivasi untuk melakukannya. Karena setiap perbuatan baik yang kita lakukan itu akan menjadi simpanan amal bagi kita di akhirat, bahkan sewaktu masih hidup di dunia pun kita sudah dapat memetik hasil amal kita itu. Banyak keutamaan dan faedah yang didapat oleh seorang muslim ketika dia melakukan setiap kewajibannya terhadap saudaranya. Dalam banyak hadits disebutkan ketika kita memberikan hak saudara sesama muslim, justru itu menjadi puncak kebahagiaan hidup seseorang.


                 DAFTAR PUSTAKA

Al-Asqalani, Al-Hafizh Ibnu Hajar, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar  Media, 2012
Al-Mishri, Sayyid Ahmad Hasyimi, Mukhtar Al-Ahadits An-Nabawiyyah. Surabaya: Haromain Jaya
Ash-Shan’ani, Muhammad  bin Ismail Al-Amir, Subul As-Salam Syarh Bulugh Al-Maram jilid 3, Jakarta: Darussunnah Press,2013
Khon, Abdul Majid, Ulumul Hadis , Jakarta: Amzah, 2012
Masyhur, Kahar, Bulughul Maram,  Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992
Nawawi, Imam, Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2, Jakarta: Al-I’tishom,2012
Yani, Ahmad, 170 Materi Dakwah Pilihan, Jakarta: Al Qalam, 2014.
Musthafa al-Adawy, Fikih Akhlak,  Jakarta: Qisthi Press. 2006






Tidak ada komentar:

Posting Komentar