Dakwah
adalah hal wajib bagi setiap muslim. Untuk itu dakwah di serukan agar umat
manusia menjadi sejahtera, damai, adil, makmur dan menjunjung tinggi kehidupan
beragama. Bahkan, ketika seorang bayi masih berada di dalam kandungan mereka
tetap harus menerima dakwah, terutama dari kedua orang tuanya. Hal ini di
lakukan dengan harapan jika kelak terlahir ke dunia dapat menjadi anak yang
sholeh dan berbakti kepada orang tuanya.
Dakwah
yang di lakukan ketika dalam kandungan ternyata banyak membawa hal positif,
karena interaksi antara orang tua dan anak sudah terjalin sedini mungkin.
Apalagi jika seorang anak sudah terlahir ke dunia, maka orang tualah yang harus
menjadi tonggak dalam pembentukan karekter anak. Maka dari itu, makalah dakwah
pada masa pra-natal dan neo-natal ini kami buat, dengan harapan dapat
memberikan pemahaman tentang hal itu.
1. Masa Pra-Natal
Fase pra-natal (sebelum lahir) mulai masa
konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari. Ibnu
Mas’ud berkata bahwa Rosulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya seseorang dari
kalian di kumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian
menjadi darah beku selama 40 hari, selanjutnya menjadi segenggam daging selama
40 hari. Selanjutnya Allah Swt, mengutus seorang malaikat, maka ia pun
meniupkan ruh ke dalam tubuhnya, malaikat itu di perintahkan untuk mencatat
empat hal yaitu mengenai rizqinya, amalnya, celakanya dan bahagianya.” (HR
Bukhari dan muslim)
A. Perkembangan Embrio
a. Minggu 4-5: embrio berukuran sebesar kaca
(5mm), hati mulai berdetak, lengan dan kaki mulai tumbuh di bagian saamping
tubuh.
b. Minggu 6-7: embrio berukuran 8 mm dan tunas
lengan dan kaki yang utuh dan hati berdetak terlihat melalui scan ultrasound.
c. Minggu 8-9: bayi yang belum lahir disebut
fetus dan berukuran 2cm (0.8 inci). Jempol dan jari mulai terbentuk,
organ-organ internal yang penting seperti otak, paru-paru, hati, lambung mulai
berkembang.
d. Minggu10-14: janin berukuran 7 cm (2.75 inci)
dan pembentukan semua organ mulai komplit.pada minggu ke-12, bayi mulai
terbentuk secara utuh dan mulai bertumbuh besar. Bagian atas rahim ibu (fundus)
biasanya dapat dirasakan di tulang belakang pelvik (tulang panggul).
e. Minggu 15-22: janin telah berukuran cukup
besar sehingga dapat dirasakan oleh ibu, selaput pelindung yang bernama vernix
caseosa mulai terbentuk .
f. Janin yang dilindungi vernix caseosa dan bulu
lanugo telah menghilang. Dari minggu ke-28, janin sudah bergerak pada tahap
ini, janin mampu merespon terhadap bunyi-bunyian yang keras dan si ibu juga
dapat merasakan respon janin
g. Minggu 31-40: Janin mulai menggemuk dan janin
telah berada dalam posisi kepala dibawah, siap untuk lahir. Jika kepala bayi
mulai bergerak menuju pinggul, maka posisinya sudah tepat namun bayi belum akan
keluar sampai permulaan kelahiran.
B. Pengaruh Lingkungan pada masa pranatal
Tekanan yang di alami satu janin mugkin akan
berbeda dengan janin yang lain. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa keadaan
fisik serta emosi seorang ibu dan sebagai
akibatnya lingkungan pranatal yang diberikannya, mempunyai pengaruh
penting dalam perkembangan janin serta kesehatan dan kemampuan penyesuain diri
anak.
Banyak anak yang mengalami cacat dan kelainan
yang menyebabkan perubahan kognitif dan perilaku. Hal ini di sebabkan karena
gaya hidup sang ibu dan bapaknya yang tidak memperhatikan jabang bayi ketika
anak dalam kandungan. Misalnya saja ibu atau bapak yang sering merokok ketika
ada ibu yang sedang mengandung, alkohol dan narkoba yang di konsumsi oleh ibu
hamil dan bahkan bahaya lingkungan karena industri modern, sampah beracun, dan
palutan reaksi lainnya.
Pengaruh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan di luar
keluarga berpotensi untuk mempengaruhi perkembangan individu dalam setiap
fasenya, khususnya dalam membentuk kepribadiannya.
2. Masa Neo-Natal
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI),
Neo diartikan sebagai bentuk terikat baru atau yang diperbarui, sedangkan Natal
diartikan sebagai kelahiaran seseorang. Menurut istilah neo-natal
Pada masa neo-natal, bayi di kategorikan mulai
dari usia 0 sampai 12 bulan (1 tahun). Mereka yang baru lahir bukanlah makhluk
hidup tanpa kemampuan, akan tetapi mereka sedang melalui proses pembelajaran.
Seperti bayi yang baru merangkak, mereka belajar merangkak agar bisa berjalan.
Ciri-Ciri bayi neonatal, yaitu :
1. Masa bayi neonatal merupakan periode
yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari
kelahiran sampai tali pusar lepas dari pusarnya
2. Masa bayi neonatal merupakan masa
terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana suatu peralihan dari
lingkungan dalam ke lingkungan luar.
3. Masa bayi neonatal merupakan masa
terhentinya perkembangan. Ketika periode pranatal sedang berkembang tiba-tiba
terhenti pada kelahiran.
4. Masa bayi neonatal merupakan
pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan individu di masa depan akan
tampak pada waktu dilahirkan .
5. Masa bayi neonatal merupakan periode
yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada
lingkungan yang baru.
Masa neo-natal ini pada umumnya di bagi menjadi dua periode: periode pertunate
dan periode neonate. Periode pertunate (mulai saat kelahiran
sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah kelahiran). bermula dari
keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar di potong dan
diikat sampai selasai hal ini masih di sebut sebagai pascamatur, yaitu
lingkungan di luar tubuh ibu. Periode neonate (dari pemotongan dan
pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan
pascamatur). Setelah itu bayi adalah individu yang terpisah, mandiri dan tidak
lagi menjadi parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyesuaian pada
lingkungan baru di luar tubuh ibu.
Hal-hal yang perlu dilakukan terhadap bayi neo-natal adalah:
1. Ketika bayi lahir, segerakan untuk mengadzani
melalui telinga sebelah kanannya dan mengomati ditelinga sebelah kirinya.
Anjuran ini sebagai bukti kasih sayang terhadap bayi neo-natal, sekaligus
menjaga kefitrahan bayi agar tetap terpelihara; dikhawatirkan jika tidak
diadzani dan diiqomati, pertumbuhan mental dan jiwanya akan terganggu dan
cenderung mengikuti kemauan hawa nafsu dan keduniaan. Seperti dalam hadist yang
berbunyi: Abu Rafi’ berkata, “saya melihat Rosulullah Saw. Beradzan di telinga
Hasan bin Ali di waktu dia di lahirkan oleh Fatimah r.a.” (HR Abu Dawud,
At-Tarmidzi)
2. Hal lain yang perlu dilakukan terhadap bayi
neonatal adalah memberinya nama. Bagi orang tua, memberikan nama kepada anaknya
adalah hal yang wajib dan di samping itu, berilah nama anaka dengan nama yang
baik. Ibnu Abbas meriwayatkan, Rosulullah Saw telah bersabda, “Hai anak (yang
wajib dipenuhi) oleh orang tuanya adalah memberinya nama yang baik dan
memperbaiki adabnya (perilakunya).
3. Pada hari ketujuh, diwajibkan bagi yang mampu
untuk mengadakan aqikah untuk si anak agar diharapkan tertanam pada diri anak
sikap kedermawanan kelak jika ia sudah menjadi dewasa. Rasulullah Saw.
Bersabda, ”Bersama anak itu ada aqikahnya. Karena itu, alirkanlah darah
karenanya dan hilangkanlah penyakit darinya,” (HR Bukhari, Muslim)
3. Dakwah pada masa Pra-Natal dan Neo-Natal.
Pendidikan anak dimulai sejak masih dalam kandungan sebab
masa-masa selanjutnya sangat
ditentukan oleh masa anak dalam kandungan.
Semenjak dalam kandungan janin sudah melewati proses belajar. Bahkan, otak anak berkembang pesat ketika
masih berumur enam bulan dalam kandungan. Salah satu aspek yang paling luar
biasa dalam periode prakelahiran adalah perkembangan otak. Ketika bayi lahir,
terdapat kira-kira 100 juta neuron, atau sel syaraf, yang menangani pemrosesan
informasi pada tingkat selular di otak. Selama perkembangan prakelahiran,
neuron menempatkan diri di lokasi yang tepat da mulai saling berhubungan.
Berikut ini adalah dakwah pada masa pra-kelahiran (pra-natal)
dan setelah kelahiran (neo-natal) dengan menggunakan prinsip-prinsip:
1. Prinsip Ibadah
Orangtua hendaknya memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan
beribadah bagi anaknya yang sedang tumbuh dan berkembang dalam kandungannya.
Dengan pola ini diharapkan akan lahir anak yang tumbuh dan berkembang dalam
suasana keaktifan serta sensitif terhadap pelaksanaan menajalankan ibadah.
2. Prinsip Ahlak dan Kebiasaan Baik
Contoh keteladanan orangtua kepada anak dalam kandungan
yaitu dengan memberikan sensasi-sensasi positif dengan lembut penuh kasih
sayang yang berorientasi pada makarimal akhlak seperti berbicara lugas/jelas,
sopan, penuh rasa hormat dan kasih sayang, mengharapkan anak dalam kandungan
responsif dan mengulang-ulang latihan/sensasi tersebut dengan rasa tenang dan
senang.
3. Prinsip Kecerdasan dan Ilmiah
Kebiasaan dalam memberikan materi yang dapat memberikan
sensasi atau stimulasi pada bayi dalam kandungan di harapkan kelak si anak
dapat lebih menerima dan meningkatkan minat dan ketrampilan pada hal-hal yang
baru. Keadaan tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan daya kecerdasan otak
dan sensitifitas otak terhadap suasana ilmiah si anak pralahir.
4. Prinsip Keterlibatan Ayah dan
Keterllibatan Kakak-kakak sang bayi
Pada dasarnya pendidikan pralahir hanya dapat dilakukan
oleh orangtuanya, ibu dan ayahnya. Namun pada kenyataanya, pelaksanaan ini
tidak menutup kehadiran anggota keluarga lainnya seperti kakak-kakak sang bayi
atau saudara lainnya seperti bibi sang bayi, paman, kakek, nenek dan lain-lain.
Jika oragtuanya, terutama ibunya melakukan stimulasi edukatif –komunikasi
dialogis interaktif- yang dilakukan secara langsung dengan bayinya yang berada
dalam perutnya, maka anggota lainnya melalui perantara ibunya.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Netty. Islam dan Psikologi, (Jakarta:
Raja Grafindo, 2004).
Meggitt, Caroliyn, memahami perkembangan
anak, (jakarta: indeks, 2013).
Mussen, Paul Hendry, Perkembangan dan Kepribadian
Anak, (Jakarta: Erlangga, 1998).
Santrock, John W. Life-Spain Development, (Jakarta:
Erlangga, 2012).