Selasa, 21 April 2015

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI KALANGAN ILMUAN MUSLIM




 A.                Perkembangan Studi Islam dari Masa-Kemasa


Sejarah pendidikan Islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah Islam.Oleh karenanya, periodisasi pendidikan Islam berada dalam periode-periode sejarah Islam itu sendiri. Prof. Dr. Harun Nasution secara garis besar membagi sejarah Islam dalam tiga periode,  yaitu peiode klasik(650-1250 M.), periode pertengahan (1250-1800 M.), dan periode modern (1800 M. sampai sekarang).
1.                  Islam Klasik
Periode klasik merupakan zaman kemajuan dan dibagi menjadi dua fase.Pertama, fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan. Di zaman inilah daerah islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke India Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan khalifah yang pada mulanya berkeudukan di Madinah, kemudian di Damsyik dan terakhir di Baghdad.Di masa ini lah berkembang dan memuncak illmu pengetahuan, baik dalam bidang agama, bidang non-agama maupun dalam bidang kebudayaan Islam.
Zaman inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i,dan Imam Ibn Hambal dalam bidang hukum; Imam al-Asy’ari, Imam al-Maturidi, pemuka-pemuka Mu’tazilah seperti Wahshib bin Ata’, Abu al-Huzail, Al-Nazzam dan Al-HaJubbai dalam bidng teologi; Zunnun al-Misri, Abu Yazib al-Bustami dan Al-Hallaj dalam mistisisme atau tasawuf; Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawih dalam filsafat; ibn Al-Haysam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-razi dalam bidang ilmu pengetahuan. Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M.) di masa ini keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat di rampas dan dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M. khalifah sebagai lembaga kekuasaan politik umat islam, hilang.
2.                  Islam Pertengahan
Periode pertengahan(1250-1800 M.)juga dibagi dua fase. Pertama, fase kemunduran(1250-1500 M.). di zaman ini disentralisasi dan disentegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan demikian juga antara Arab dan Persia bertambah nyata. Dunia Islam terbagi dua, bagian Arab yang terdiri atas Araba, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara dengan Mesir  sebagai pusat  dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan asia Tengah dengan Iran sebagai pusat.
Kebudayaan persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian mendesaklapangan kebudayaan Arab. Pendapat bahwa pintu ijtihad tertutup makin meluas dikalangan umat Islam.Demikian pula terekat engan pengaruh negatifnya.Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Umatislam di Spanyol dipaksa masuk kristen atau keluar dari daerah itu.
Kedua, fase Tiga kerajaan besar(1500-1800 M.) yang dimulai dengan zaman keajuan (1500-1700 M.), dan zaman kemunduran (1700-1800 M.) Tiga Kerajan Besar yang dimaksud adalah Kerajaan Usmani (ottoman empire) di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Di zaman kemajuan, ketiga Kerajan Besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek.Mesjid-mesjid dan gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, Tibriz, Isfahan serta kota-kota lain di Iran dan Delhi.Kemajuan umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan di Periode Klasik.Perhatian pada ilmu Pengetahuan masih kurang sekali.
Di zaman kemunduran Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afghan, sedang daerah kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan Raja-raja India, kekuatan militer dan kekuatan politik umat Islam menurun. Umat Islam dalam keadaan mundur dan statis.Dari pada itu, Eropa dengan kekeyaan yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh, bertambah kaya dan maju.Penetrasi Barat yang kekuatannya meningkat ke dunia Islam, yang kekuatannya menurun, kian mendalam dan meluas.Akhirnya Napoleon di tahun 1798 M. menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting.
3.                  Islam Modern
            Periode modern (1800-sekarang) merupakan zaman kebangkitam umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat mengingatkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradapan baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Di periode Modern inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam.
B.                 Studi Islam di Kalangan Ilmuan Muslim

Dalam lembaran sejarah yang ditulis oleh para ahli sejarah dalam siroh nabawiyah maupun sejarah kekhalifahan, dengan sangat jelas bahwa umat Islam terdahulu telah mencapai puncak kegemilangan dan kejayaan yang luar biasa. Bukan saja hal ini diakui oleh para ilmuan muslim, melainkan juga oleh para pakar sejarah non muslim. Kekuasaan Islam sejak Nabi Muhammad hingga runtuhnya Daulah Usmaniyah di Turki pada tahun 1924 oleh agen yahudi Mustafa Kemal Attaturk telah membuktikan hal tersebut.
Pada masa kejayaan Islam inilah lahir para ilmuwan muslim yang telah menjadi ispirasi sumber rujukan para ilmuwan Barat kini. Di bidang matematika kita mengenal Al Khawarizmi, Abu Kamil Suja’, Al Khazim, Abu Al Bana, Abu Mansur Al Bagdadi, Al Khuyandi,Hajjaj bin Yusuf dan Al Kasaladi. Di bidang Fisika kita mengenal Ibnu Al Haytsam, Quthb Al Din Al Syirazi, Al Farisi dan Prof. Dr Abdussalam.Dalam bidang kimia juga ada Jabir Bin Hayyan, Izzudin Al Jaldaki dan Abdul Qosim Al Majriti. Dalam bidang Biologi ada Ad Damiri, Al Jahiz, Ibnu Wafid, Abu khayr,dan Rasyidudin Al Syuwari. Dalam bidang Kedokteran ada Ibnu Sina, Zakari Ar Razi, Ibnu Musawayh, Ibnu Jazla, Al Halabi, Ibnu Hubal dan masih banyak lagi. Dalam bidang astronomi kita mengenal Al Farghani, Al Battani, Ibnu Rusta Ibnu Irak, Abdul Rahman As Sufi, Al Biruni dan tokoh ilmuan muslim lainnya. Dalam bidang geografi kita mengenal Ibnu Majid, Al Idris, Abu Fida’, Al Balkhi, Al Yaqut Al Hamawi.Dan dalam bidang sejarah kita mengenal Ibnu Khaldu, Ibnu Bathutah, Al Mas’udi, At Thabari, Al Maqrisi dan Ibnu Jubair.
Kini semua ini telah menjadi kenangan.Seolah semua berlalu bagai mimpi, yang tinggal bayang-bayang saja.
Dari sejarah studi Islam terlihat turun naik, pasang surut gelombang kemajuan dan kemunduran Islam.Kini umat Islam tengah memikirkan kembali bagaimana memajukan dirinya. Pembaharuan terjadi hampir di seluruh Negara islam, terutama Negara-negara yang pernah di jajah oleh kekuatan Barat, seperti Turki, India, dan Mesir. Pembaharuan tersebut hingga sekarang masih terus berlangsung untuk mencapai tujuannya yang diinginkan.
Usaha yang dilakukan Negara-negara Islam melalui gerakan pembaharuan,didorong oleh beberapa faktor yang saling mendukung, yaitu pemurnian ajaran-ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan belajar gagasan-gagasan pembaharuan dan Ilmu pengetahuan dari Negara-negara Eropa. Berikut ini adalah tokoh-tokoh pembaharuan tersebut adalah:
a.       Sayyed Jamaluddin Al Afghani
Beliau adalah tokoh pemikir gerakan kemerdekaan yang berasal dari Afganistan, ia memperkenalkan hasil pemikirannya itu yang bernama Pan-Islamisme, yang sebelumnya didengungkan oleh gerakan Wahhabiah dan Sanisiyah, artinya solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional. Ajaran inilah banyak digunakan oleh para pemikir pembaharuan Islam. Supaya semua umat Islam harus dipersatukan dibawah panji kholifah Islamiyah dalam naungan Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulu kaum muslimin. Corak pemerintahan Otokrasi harus diubah dan diganti dengan pemerintahan yang demokratis. Kepala negara harus mengadakan Syura dengan pemimpim-pemimpin masyarakat yang lebih berpengalaman. Untuk mengimplementasikan gagasannya dengan geraka Pan-islamiah yaitu gerakan penyatuan umat Islam.
b.      H.A.R Gibb
Beliau adalah Maha Guru pada Universitas Oxford. Hasil penelitiannya  berjudul Modern Trends in Islam yang diterjemahkan oleh L.E Hakim dengan judul Aliran-aliran Modern dalam Islam.
Penelitian Gibb tentang gerakan modern dalam Islam kelihatannya bertolak dari tesisnya yang mengatakan bahwa Islam adalah suatu agama yang hidup dan vital yang menyampaikan dakwah kepada hati, pikira dan perasaan dari berpuluh-puluh, malah beratus-ratus miliun manusia, memberikan kepadanya pedoman supaya hidup jujur, sungguh-sungguh dan takwa.Pada bagian lain Gibb mengatakan bahwa agama Islam dan para penganutnya merupakan satu susunan yang sama, masing-masing membentuk dan memberikan reaksi di antara satu sama lainnya selama Islam itu tetap tinggal sebagai satu organisme yang hidup dan ajaran-ajaranya memberikan kepuasan bagi perasaan keagamaan pengikut-pengikutnya.
      Untuk membuktikan tesisnya itu H.A.R. Gibb melakukan penelaahan terhadap doktrin-doktrin ajaran Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, dan bukan dari sumber-sumber yang sudah tidak sejalan dengan doktrin tersebut.
c.       Muhammad bin Abdul Wahab
Ulama’ besar yang tinggal di Najed, Saudi Arabia beliau sangat keras berjuang melakukan pembaharuan akidah umat Islam. Iya menganjurkan agar umat Islam kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah. Salah satu kitabnya yaitu kitab tauhid, sebuah kitab yang berisi tentang mengEsakan Allah SAW dengan memberantas praktik-praktik tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat Islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya.
d.      Muhammad Abduh
Pembaharu Islam dari Mesir, beliau dilahirkan di sebuah kampung Mesir Hilir. Pemikiran pembaharuannya adalah pembebasan Umat Islam dari belenggu taqlid yang melanda umat Islam saat itu sehingga menjadi jumud (tidak bisa berkembang), pembukaan pintu ijtihad, penghargaan terhadap akal (rasio terhadap Al-Qur’an dan Hadits), kekuasan negara harus dibatasi dengan konstitusi (undang-undang).
e.   Muhammad Iqbal
Seorang muslim India denan karyanya The Recontruction of Religious Though In Islam (pembaharuan kembali pemikiran keagamaan dalam Islam),
Menurut beliau Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme. Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tnda yang terdapat dalam alam, seperti matahari, bulan, pertukaran siang dan malam, dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda itu akan tetap buta terhadap masa-masa yang akan datang. Konsep Islam mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Kemajuan serta kemunduran dibuat Tuhan silih berganti diantara manusia yang tinggal di muka bumi ini, dan hal itumengandung arti dinamis.


[1] Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, hlm.
[2] H.A.R Gibb, Aliran-aliran Modern dalam Islam (terj.) L.E. Hakim, dari judul asli Modern Trends in Islam, (Jakarta: Tintamas, 1954), cet. II, hlm. X.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar