PENGARUH BIMBINGAN TERHADAP DAMPAK
PSIKOLOGIS ANAK REMAJA AKIBAT PERCERAIAN DALAM RUMAH TANGGA
Remaja
adalah salah satu aset bagi negara yang tidak ternilai. Mereka adalah penerus
bangsa, penentu masa depan kejayaan negara. Salah satu hal inilah yang perlu
menjadi perhatian kepada orang tua. Bimbingan sangatlah perlu untuk membentuk
karakternya, karena itulah mereka akan menjadi lebih temotivasi dan menjadi
lebih baik.
Era
global dewasa ini, kemajuan zaman yang serba instan dan mudah membuat karakter
pemuda-pemudi semakin agresif. Banyak penyimpangan-penyimpangan sosial yang di
lakukan oleh pemuda. Hal inilah yang menjadi permasalahan dan menghambat
generasi penerus bangsa untuk menjadikan indonesia menjadi lebih maju.
Orang
tua adalah salah satu pembentuk pribadi yang paling dasar bagi remaja. Karena
dengan kasih sayang dan perhatian, mereka dapat menjadi pribadi yang berkarakter.
Namun ironisnya, angka perceraian dewasa ini semakin meningkat dan angka
tertinggi perceraian di Indonesia ada di dua kota, yang salah satunya semarang.
selama tahun 2007, ada 53.019 kasus perceraian di semarang (Badan Pusat
Statistik).
Peristiwa
perceraian dalam keluarga senintiasa membawa dampak serius seperti stres,
tekanan darah tinggi, perubahan fisik maupun mental kepada anggota keluarga, terutama
kepada anak. Setelah perceraian struktur keluarga berubah, pola asuh anak
pastinya akan berpengaruh pada pola interaksi dan komunikasi dalam keluarga
maupun masyarakat.
bilamana
orang tua bercerai ketika anak sedang berusia remaja, mereka para remaja akan
tumbuh sebagai pribadi yang terpisah dari kedua orang tuanya dan pastinya akan
menentukan masa depannya sendiri tanpa adanya arahan, bimbingan, perhatian dari
orang tuanya. sehingga dalam pelaksanaannya cenderung tidak maksimal. Salah
satu faktor penyebabnya adalah keadaan perasaan dan emosi. Maka, tidak heran
jika kita melihat remaja yang bekerja dan tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan
dan semangat berubah menjadi rasa sangat sedih dan keyakinan berganti rasa ragu
yang berlebihan.
Perceraian
dalam keluarga akan berdampak bagi kehidupan dan tingkah laku para remaja.
Mulai dari tidak bisa menerima kenyataan karena perubahan akibat perceraian, sampai
pada masalah sehari-hari yang di alami oleh remaja itu sendiri. Dampak dalam
waktu yang lama akan mengakibatkan depresi, sehingga banyak kasus remaja akibat
korban perceraian orang tua yang melepaskan beban hidupnya dengan minum
minuaman keras, narkoba, sabu-sabu, dll. Hal ini mereka lakukan hanyalah untuk
membuat pikiran fresh dan melayang.
Mungkin
di antara kita pernah melihat anak-anak jalanan. Salah satu dari mereka
terlantar karena faktor broken home atau perceraian dalam rumah tangga. Mereka
lebih memilih untuk memperbanyak pergaulan di luar lingkungan. Karena sering
berinteraksi dengan lingkungan luar, mereka lebih cenderung untukmemberonyakdan
susah untuk di atur.
Sejauh
pengamatan penulis tentang dampak anak yang di tinggal orang tuanya bercerai,
mereka tampak memiliki perilaku yang khas. Ketika di temui mereka seolah-olah
dalam keadaan baik-baik saja, mencari perhatian ketika di ajak bicara dan
cenderung agresif ketika ada
permasalahan pada dirinya.
Tidak
sedikit dari kasus perceraian yang
menelantarkan anak. broken home lebih cenderung mementingkan pribadi dari
masing-masing pelaku, dan biasanya anak tidak begitu di hiraukan. Padahal
putra-putri merekalah yang akan meneruskan perjuangan orang tuanya.tidak hanya
itu, mereka juga menjadi generasi penerus bangsa.
Perbandingan
yang dilakukan penulis dalam pengamatan antara remaja yang tumbuh dengan
bimbingan kedua orang tua dan remaja akibat korban broken home menunjukkan
bahwa remaja korban broken home cenderung memiliki masa depan yang tidak
tertata dengan baik. hal ini di sebabkan karena kurang adanya interaksi dan
perhatian dari orang tua.
Bimbingan
adalah cara untuk memberikan petunjuk, menuntun,dan mengantarkan kepada sesuatu
yang lebih baik. Dengan bimbingan, remaja yang mempunyai sifat seperti yang
telah di sebutkan di atas lebih cenderung untuk dapat terkontrol. Karena bimbingan
ini memberikan efek positif terhadap sikap dan perilaku mereka.
Karena
remaja yang terkena pengaruh perceraian kurang mendapatkan perhatian. Maka
dengan mengontrol, mengawasi, dan membuat mereka nyaman dengan perhatian dari
faktor bimbingan tersebut. Anak yang di tinggal bercerai orang tuanya jarang
mendapat perhatian. Yang mereka lihat selama pra cerai hanyalah pertengkaran
antara bapak dan ibunya, faktor negatiflah yang sering mereka alami. Maka
dengan adanya bimbingan, mereka akan merasa ada yang memperhatikan dan
mengawasi sehinga di harapkan ada peruahan dari sifat dan sikapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar