Jumat, 22 April 2016

Memaksimalkan Waktu




Apakah kita punya jam? Apakah kita punya kenangan-kenangan yang indah? Dan apakah kita pernah menyesal di masa lampau? Semua itu ada karena waktu. Kita dapat mendeteksi waktu dengan jam. Mungkin jam bisa berhenti dan jarum jam pun dapat di putar sesuka kita. Tetapi tidak untuk waktu, mereka tidak dapat di putar layaknya jarum jam dan akan tetap berjalan secara konstan dari siang ke malam dan malam ke siang. Begitupun dengan kenangan dan penyesalan. Ketika kita punya kenangan yang indah, kita ingin merasakan dan mengulanginya kembali. Ketika kita merasa menyesal, kita ingin mengulangi waktu untuk dapat memperbaiki kejadian yang kita sesali agar rasa kecewa dan menyesal tidak terjadi lagi.
Ibarat sebuah lilin yang menyala, lama kelamaan lilin itu akan melebur dan habis. Setelah lilin itu habis, apakah kita bisa merangkai kembali lilin itu? Hal itu sama dengan waktu, waktu akan terus berjalan, apapun yang kita lakukan, waktu akan terus berkurang dan tanpa kita sadari ternyata waktu telah mengabiskan umur kita secara perlahan. Waktu tidak dapat di ajak kompromi. Sifat waktu yang tidak dapat kembali membuat apapun aktivitas kita hanya menjadi sebuah kenangan di masa lalu, menjadi kenangan indah atau justru hanya menjadi sebuah penyesalan saja. Maka sangatlah rugi bila kita banyak membuang waktu dan mengulur-ulurnya begitu saja.
Setiap orang tentunya dapat menjelaskan devinisi tentang waktu, karena waktu itu sangatlah dekat dengan kita, bahkan kita selalu bersinggungan dengannya. Apapun devinisi tentang waktu, waktu akan menyesuaikan dengan diri kita. Apabila kita merasa senang, waktu akan terasa sangat singkat, jika kita sedih waktu akan terasa lama, jika kita sedang menunggu waktu akan terasa lambat, waktu akan tidak terasa jika kita merasa puas, dan waktu akan terasa tidak ada habisnya ketika kita sakit.
Orang yang beruntung adalah orang yang dapat memanfaatkan waktunya. Setiap celah waktu yang ada selalu dapat menjadi hal positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Setiap orang di dunia ini memiliki waktu yang sama dalam hidupnya. Tukang becak, mahasiswa, pengangguran, pegawai, pejabat, maupun presiden, mereka sama-sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Namun, dalam waktu 24 jam itu, setiap orang akan berbeda-beda dalam memperlakukannya. Ada yang beraktifitas dan bekerja keras sampai merasa waktunya sangat kurang, ada juga yang sangat santai dan luang sekali dalam memanfaatkan waktu, bahkan bingung untuk berbuat apa untuk.
Memaksimalkan waktu sebetulnya mudah jika kita tidak terperosok dalam rasa malas. Rasa malas memang sangat menghambat seseorang untuk maju. Akan tetapi, rasa malas itu akan hiang jika kita mengingat umur kita yang sangat singkat ini. Seolah-olah menjadi pecut tersendiri untuk memotivasi kita bahwa kita seharusnya banyak berkarya dan banyak menghasilkan sebuah hal yang bermanfaat. Karena hal yang baik itu, bukan soal lama umur kita, tetapi seberapa maksimalkah kita mempergunakan waktu.
 Waktu itu mahal. Sekaya apapun anda, setinggi apapun anda, dan seberapapun kekuasaan anda, anda tidak akan dapat membeli waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar