A.
Teori
Sosiometrik
Sosiometris dapat diartkan sebagai
pendekatan teoritis dan metodologis terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan
oleh Moreno dan dikembangkan oleh Jennings. Pada dasarnya teori ini berhubungan
dengan daya tarik dan penolakan yang dirasakan oleh individu-individu terhadap
satu sama lain serta implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan
struktur kelompok.
Saat uji coba sosiometris sering kali
diterapkan pada anggota-anggota kelompok untuk menentukan struktur sosiometris
suatu kelompok. Uji coba pada umumnya mencakup pertanyaan-pertanyaan yang
meminta anggota kelompok untuk menentukan peringkat berdasarkan efektivitas
dalam tugas dan daya tarik antar pribadi.[1]
Untuk memperoleh keterangan mengenai
saling hubungan antara anggota kelompok misalnya, suatu kelas disekolah. Daftar
pertanyaan itu merupakan ajakan untuk menentukan sikap anggota kelompok
terhadap anggota kelompok lainya yang dikenal. Ia - misalnya – diajak untuk
memillih antara kawanya sekelompok kelas siapa yang menurut pendapatnya paling
memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya, kawan yang paling cakap sebagai
pemimpin kelompok, atau kawan yang cocok sebagai kawan sekerja, dan lain-lain
tergantung pada sifat saling hubungan yang akan kita selidiki.
Pertanyaan untuk memilih kawan
sekelomok yang mempunyai sifat-sifat tertentu itu dapat juga berlaku bagi
pilihan lebih dari satu orang bergantung kepada tujuan penelitian itu.
Misalnya, pertnyaan itu dapat berbunyi sebagai berikut ”pilihlah tiga orang
kawan sekelompok yang menurut pendapat saudara adalah orang yang paling cocok
sebagai rekan seerja (kawan untuk kerja sama). Yang paling cocok sebaiknya
disebutkan yang paling pertama”, dan sebagainya.[2]
B.
Teori Analisis
Proses Interaksi
Analisis proses interaksi Robert Bales adalah hal yang klasik
dengan menggunakan penelitian bertahun-tahunnya
sebagai sebuah pondasi, Bales menciptakan sebuah teori terpadu dan dikembangkan
dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan untuk menjelaskan
jenis pesan yang manusia tukar didalam kelompok, dari yang semua membuat peran
dan kepribadian anggota kelompok dan oleh karena itu cara mereka mempengaruhi
semua karakter secara umum pada sebuah kelompok.
Bales menyatakan terdapat 12 jenis pesan dalam komunikasi kelompokyaitu:
Tindakan Positif atau gabungan dengan (1) menjadi ramah; (2) Mendramatisasi (suka
berbicara/bercerita) (3) menyetujui. Sebaliknya, mereka juga dapat menunjukkan
sifat negatif atau sifat campur aduk dengan (1) penolakan; (2) memperlihatkan
ketegangan (3) menjadi tidak ramah. Dalam menjadikan tugas kelompok, setiap
individu dapat (1) menanyakan informasi; (2) menanyakan opini (3) meminta saran
(4) memberi saran (5) memberi opini (6) memberi informasi.[3]
Menurut Bales analisis proses interaksi terdiri atas enam kategori,
yaitu:
1.
Jika
masing-masing anggota kelompok tidak saling memeberikan cukup informasi, maka
kelompok bersagkutan akan mengalami masalah komunikasi.
2.
Jika
masing-masing anggota kelompok tidak saling memberikan pendapat maka kelompok
bersangkutan akan mengalami masalah evaluasi.
3.
Jika
masing-masing anggota kelompok saling bertanya dan memberikan saran, maka
kelompok akan mengalami masalah pegawasan.
4.
Jika
masing-masing anggota kelompok tidak bias mencapai kesepakatan maka mereka akan
mendapatkan masalah keputusan.
5.
Jika tidak
terdapat cukup dramatisasi maka akan muncul masalah ketegangan.
6.
Jika anggota
kelompok tidak ramah dan bersahabat maka akan terdapat masalah reintegrasi,
yang berarti kelompok itu tidak mampu membangun kembali suatu perasaan kita
atau kesatuan (cohesiveness) dalam kelompok bersangkutan.[4]
Teori Bales ini mencakup dua kelompok atau dua kelas perilaku
komunikasi umum. Pengelomokan ini ternyata memberikan pengaruh besar dalam
kepustakaan komunikasi kelompok kecil. Perilaku pertama disebut dengan
“Sosioemosional” yang diwakili oleh tindakan-tindakan seperti tampak
bersahabat, menunjukkan ketegangan dan draatisasi. Kategori kedua adalah
perilaku pekerjaan yang diwakili oleh saran, pendapat, dan informasi.
Dalam satu kelompok bagaimana seseorang dipandang oleh anggota
kelompok lainnya sangat ditentukan oleh bagaimana ia mengkombinasikan ketiga
dimensi ini dalam dirinya dan dalam komunikasinya. Setiap perilaku anggota
dapat ditempatkan kedalam ruang tiga dimensi ini. Posisi seseorang tergantung
pada kuadran dimana orang itu muncul (misalnya, dominan, bersahabat, dan
instrumental).
a)
Jika cara
berbicara anda cenderung dominan, tidak bersahabat, dan emosional maka anda
akan dipandang anggota lain sebagai orang yang jahat dan kasar.
b)
Jika cara
berbicara anda dominan, bersahabat dan instrumental maka anda kemungkinan
dihargai sebagai pemimpin pekerjaan yang suka menolong.
c)
Jika anda
cenderung penurut, tidak bersahabat, dan emosional maka anda akan dipandang
sebagai orang yang suka cemberut dan membawa pengaruh negative.[5]
Bila tipe atau jenis perilaku semua anggota kelompok dapat di
kategorikan seperti ini, maka hubungan dan jaringan yang terbentuk dapat
terlihat. Semakin besar suatu kelompok, maka semakin besar kecenderungan
terbentuknya kelompok-kelompok yang lebih keil dengan anggota yang memiliki
nilai-nilai yang sama.
I.
KESIMPULAN
Sosiometris dapat diartkan sebagai pendekatan teoritis dan
metodologis terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan oleh Moreno dan
dikembangkan oleh Jennings. Pada dasarnya teori ini berhubungan dengan daya
tarik dan penolakan yang dirasakan oleh individu-individu terhadap satu sama
lain serta implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan struktur
kelompok.
Analisis proses interaksi Robert Bales adalah hal yang klasik
dengan menggunakan penelitian bertahun-tahunnya
sebagai sebuah pondasi, Bales menciptakan sebuah teori terpadu dan dikembangkan
dengan baik dari komunikasi kelompok kecil yang bertujuan untuk menjelaskan
jenis pesan yang manusia tukar didalam kelompok, dari yang semua membuat peran
dan kepribadian anggota kelompok dan oleh karena itu cara mereka mempengaruhi
semua karakter secara umum pada sebuah kelompok.
II.
PENUTUP
Demikian
pemaparan makalah yang dapat kami sampaikan, kami mengerti bahwa penyajian kami
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif
kami harapkan sebagai acuan untuk kemajuan kami dalam penggarapan atau sajian
makalah-makalah kami berikutnya. Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan
bermanfaat. Lebih kurangnya kami mohon maaf.
DAFTAR
PUSTAKA
Goldberg ,Alvind A, Komunikasi Kelompok: Proses-proses Diskusi
dan Penerapanya, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985
Gerungan
W.A, Psikologi Sosial,Bandung: Refika Aditama, 2004
Little Jhon,Stephen W,Teori Komunikasi,Jakarta: Salemba Humanika, 2014
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga
Massa,Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013
[1]Alvind A.
Goldberg, Komunikasi Kelompok: Proses-proses Diskusi dan Penerapanya,
(Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985)hlm.55
[2]
Dr.W.A.Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2004)hlm.51
[3]Stephen W. Little Jhon,TeoriKomunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2014), Hlm.326
[4]Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2013), Hlm.336
Tidak ada komentar:
Posting Komentar