Penyimpangan (daviance) adalah perilaku
yang melanggar standar perilaku atau harapan dari sebuah kelompok atau
masyarakat (wickman:1991:85). Penyimpangan melibatkan pelanggaran norma
kelompok yang mungkin atau tidak mungkn diformalkan menjadi hukum. Ini adalah
konsep komprehensif yang tidak hanya yang tidak mencangkup perilaku kriminal,
tetapi juga banyak tindakan yang tidak tunduk pada hukuman.
Penyimpangan dari norma tidak selalu
negatif, apalagi kriminal. Seorang anggota sebuah klub sosial ekslusif yang
berbicara keras tentang kebijakan tradisonal
yang tidak mengakui perempuan , kulit hitam, dan yahudi adalah
menyimpang dari norma – norma klub. Seperti polisi yang meniup peluit pada
korupsi atau kebrutalan dalam departemen.
1. Penyimpangan
dan Stigma Sosial
Istilah stigma untuk menggambarkan label
digunakan masyarakat untuk merendahka
anggota kelompok sosial tertentu (goffman 1963). Di semua kelompok orang
misalnya, “orang pendek” atau gadis berambut merah.
2. Penyimpangan
dan dan Teknologi
Beberapa penggunaan menyimpang dari
teknologi adalah kriminal meskipun tidak semua partisipan melihat seperti itu.
Contoh : pembajak peranti lunak, gambar gerak
dan musik telah menjadi bisnis besar.
A.
Perspektif
Sosiologis tentang Penyimpangan
1.
Perspektif Fungsionalis
Menurut
fungsionalis, penyimpangan merupakan bagian umum dari keberadaan manusia dengan
konsekuensi positif dan negatif bagi stabilitas sosial. Penyimpangan membantu untuk menentukan batas – batas perilaku yang tepat. Contoh :
pengemudi yang menerima tilang akibat
mengebut, kasir toko yang dipecat karena berteriak kepada pelanggan dan
mahasiswa yang dihukum karena terlambat menyerahkan tugas mingguan. [1]
2.
Perspektif
Interaksionis
Perspektif
fungsionalis pada penimpangan menjelaskan penyebab pelanggaran aturan terus
terjadi meskipun ada tekanan untuk menyesuaikan dan mematuhi. Namun,
fungsionalis tdak mengindikasikan bagaimana orang datang untuk melakukan
tindakan menyimpang atau mengapa pada
beberapa kesempatan kejahatan dilakukan atau tidak terjadi. Penekanan pada
perilaku sehari – hari yang merupakan fokus dari perspektif interaksionis menawarkan dua penjelasan
kejahatan – budaya transmisi dan teori kegiatan rutin.
3.
Teori pelabelan
Teori
pelabelan juga disebut pendekatan reaksi sosial yang mengingatkan bahwa kita
bahwa itu adalah respon atau suatu tindakan, bukan perilaku itu senderi, yang
menentukan penyimpangan. Contoh : penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa
guru dan terapis di sekolah memperluas program pendidikan yang dirancang untuk siswa cacatt belajar
agar memasukkan mereka pada masalah berperilaku. Akibatnya , “pengacau” dapat
di cap sebagai cacat belajar dan sebaliknya.
i.
Pelabelan
dan Agen Pengendalian Sosial
secara
tradisional, penelitian tentang penyimpangan telah memfokuskan pada orang –
orang yang melaggar norma sosial. Sebaliknya, teori pelabelan berfokus pada
polisi, petugas masa percobaan, psikiater, hakim, guru, pengusaha, pejabat
sekolah dan pengantur lain dalam kontrol sosial.
ii.
Pelabelan
dan Penyimpangan Seksual
Definisi perilaku seksual
menyimpang bervariasi siknifikasi baik dari waktu ke waktu maupun dari budaya
ke budaya. Sampai 1973, American Psychiatric Association mengganggap
homoseksual sebagai “gangguan kepribadian sosiopat” yang pada dasarnya berarti
homoseksual harus mencari terapis. [2]
4. Teori
konflik
Teori konflik menunjukkan bahwa orang
dengan kuasa melindungi kepentingan mereka sendiri dan menentukan penyimpangan untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri. Sosiolog Richard Quinney (1974, 1979, 1980) adalah tokoh penting yang
memandang sistem peradilan pidana melayani kepentingan yang berkuasa.
Kejahatan, menurut Quinney (1970), adalah definisi perilaku yang di buat oleh
agen resmi kontrol sosial – seperti legislator dan aparat penegak hukum – dalam
masyarakat yang diatur secara politik.
5.
Perspektif feminis
Ketika masuk ke ranah kejahatan dan
penyimpangan pada umumnya, masyarakat cenderung memperlakukan perempuan dalam
sebuah stereotip (penilaian terhadap seseorang
hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok dimana orang trsebut dapat
di kategorikan). Sebagai contoh, mempertimbangkan bagaimana wanita yang
memiliki banyak pasangan seksual dan lebih mungkin dilihat ebagai hinaan darp
pada pria yang melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar